SURABAYA - Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur (Diskominfo Jatim) mengajak masyarakat pintar bersosial media agar terhindar dari informasi yang meresahkan dan berita hoaks.
“Diera digital masyarakat harus pintar bersosial media, jangan mudah percaya informasi yang meresahkan dan memecah persatuan, ” ujar Kadis Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin saat Gali Ilmu Literasi Digital Bersama Masyarakat Umum dan Komunitas di Surabaya yang digelar Dirjen Aptika Kemenkominfo di Surabaya, Minggu (25/6/2023).
Dikatakannya, banyak persoalan yang harus dicermati ketika media sosial menjadi satu kebutuhan masyarakat, bahkan menjadi rujukan mencari informasi, mengingat banyak kabar atau berita yang tidak sesuai fakta, sehingga masuk kategori berita hoaks. “Jangan mudah percaya informasi yang meresahkan dan memecah persatuan, intinya masyarakat harus mencari kebenaran kabar yang beredar terutama di media sosial takutnya hoaks, ” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Kadis Sherlita, Pemprov melalui Diskominfo Jatim, telah membuat website untuk mengetahui berita yang beredar di masyarakat benar atau hoaks melalui https://klinikhoaks.jatimprov.go.id/. Cara ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari informasi yang salah. “Jika ragu informasi itu fakta atau hoaks, silahkan kunjungi website Klinik Hoaks Dinas Kominfo Jatim, tim kami akan beri jawabannya, ” ungkapnya.
Rekap laporan verifikasi informasi Dinas Kominfo Jawa Timur mencatat pada 2020 (periode Juli - Desember) terdapat hoaks 415 konten, terdiri disinformasi 258 konten dan ujaran kebencian 177 konten. Selanjutnya pada 2021 (Januari-Desember) hoaks 967 konten terdiri disinformasi 526 konten dan ujaran kebencian 367 konten.
Sementara pada 2022, tercatat hoaks sebanyak 584 konten terdiri disinformasi 364 konten, dan ujaran kebencian 310 konten, sedangkan 2023 (Januari – Juni), hoaks 80 konten terdiri disinformasi 57 konten dan ujaran kebencian 40 konten. (hjr)