SURABAYA – Tetap konsisten dalam semangat nasionalisme serta penghormatan terhadap para pahlawan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menyelenggarakan upacara Hari Pahlawan, Jumat (10/11). Acara ini dilaksanakan di Lapangan Perpustakaan ITS, yang menjadi simbol pentingnya semangat juang sepuluh November bagi universitas kelas dunia tersebut.
Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng, sebagai pembina upacara, menyampaikan amanat dari Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI), Dr (HC) Ir Hj Tri Rismaharini MT. Dalam pesannya, Risma menggarisbawahi potensi Indonesia sebagai pasar besar dengan kekayaan sumber daya yang melimpah. “Status tersebut bukan hanya sebagai keberhasilan, tetapi juga sebagai tantangan modern yang semakin nyata bagi generasi penerus bangsa, ” simpulnya.
Risma menyoroti pentingnya memiliki semangat sepuluh November yang telah menjadi teladan dari para pahlawan sebagai bekal dalam menghadapi tantangan dan ancaman. Semangat ini memiliki kekuatan untuk menyatukan bangsa Indonesia dalam persatuan, kedaulatan, keadilan, dan kemakmuran. Walau tidak mudah, berkaca dari perjuangan para pahlawan, tantangan dan ancaman yang kian mengancam bukanlah hal yang mustahil untuk ditaklukan.
Terakhir, dengan menjunjung semangat membara atas perjuangan para pahlawan, alumnus ITS 1998 itu mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama membangun usaha dan ekonomi rakyat. “Dengan terwujudnya tujuan tersebut, Indonesia akan berkembang menjadi negara yang semakin maju dan sejahtera, ” tuturnya.
Paskibra ITS saat hendek memasuki lapangan upacara dalam rangka peringatan hari pahlawan ke-78
Terdengar juga pesan sejalan dari pria yang akrab disapa Ashari dalam pidatonya. Ia menekankan pentingnya makna dari peringatan Sepuluh November, mengajak semua warga Indonesia, termasuk komunitas akademisi ITS untuk meresapi semangat perjuangan yang terkandung di dalamnya. “Dengan berpegang teguh akan semangat tersebut, maka Indonesia dapat bergerak ke arah yang lebih baik lagi, ” ungkapnya.
Pesan ini tidak hanya sekadar wacana, tetapi menjadi panggilan yang menggerakkan hati dan pikiran. Ashari memberikan dorongan agar kesadaran akan pentingnya momentum ini tidak hanya menjadi sebatas nostalgia belaka, melainkan menjadi pemicu semangat yang dapat memajukan bangsa. Dia meyakinkan bahwa dengan mempertahankan semangat yang ditandai oleh peristiwa tersebut, akan mendorong Indonesia menuju kejayaan yang lebih baik.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|
Tatkala momentum yang serupa tiba, guru besar Departemen Teknik Elektro tersebut juga memberikan penghargaan kepada lebih dari 159 sivitas akademika ITS yang berhasil memperoleh pengakuan dalam beberapa bidang. Di antaranya termasuk penerimaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya, penyelenggaraan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), penganugerahan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ITS, dan penghargaan Wira Adhimukti. (*)
Reporter: Ahmad Farhan Alghifari
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi